Keanekaragaman Geologi Unik, di Negeri Kaya Tradisi

Keanekaragaman bentukan hasil dinamika bumi yang langka, dengan morfologi yang khas unik dan menarik merupakan aset yang berharga untuk diangkat sebagai obyek geowisata. Inventarisasi obyek geowisata dan inventarisasi unsur-unsur bumi dapat diidentifikasi menjadi “Warisan Geologi”.

Indonesia memiliki  potensi Geodiversity (kekayaan hakiki suatu daerah) untuk dikembangkan sebagai Geowisata atau Geopark (taman bumi) setelah ditetapkan sebagai Geoheritage (keragaman geologi yang diproyeksikan pada perekaman nilai ilmiah).

Ada tujuh kawasan yang saat ini dinilai memiliki kekayaan geologi untuk dikelola sebagai sebuah kawasan Geopark sesuai standar Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO). ”Geopark” tidak hanya berbicara mengenai batuan saja, tetapi juga manusia. Mereka menyatu, dan manusia dapat menikmati tatanan geologi di suatu daerah. Tujuannya adalah memaksimalkan geowisata yang mendatangkan keuntungan bagi ekonomi lokal, selain membantu orang untuk memahami perkembangan bentang alam di daerahnya

Kawasan itu adalah Gunung Rinjani (Lombok), Gunung Batur (Bali), Karst Pacitan (Jawa Timur), situs Geologi Batang Merangin (Jambi), Raja Ampat, Danau Toba dan Ciletuh.  Kawasan geologi tersebut perlu dilindungi karena penting bagi penelitian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.

Objek geowisata dan objek wisata yang ada tersebut, perlu dilestarikan (dilindungi dan dikelola) karena keberadaannya yang unik, langka dan menarik (indah) serta sangat berguna bagi pendidikan terutama ilmu kebumian (geologi) serta kelestarian lingkungan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan  manusia termasuk flora dan fauna.

  1. Gunung Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani terdapat di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur dengan pesona Gunung Rinjani (3.276 m/dpl) sebagai gunung api tertinggi kedua di Indonesia dan Danau Segara Anak  yang terdapat di ketinggian 2.010 m/ dpl.

Rinjani Kaldera
Kaldera Rinjani,  danau kawah Segara Anak dan Gunung Barujari |Quadru photowork

Gunungapi ini memiliki danau kaldera yang indah dan unik. Popularitas keindahan kaldera Danau Segara Anak telah menyebar ke negara-negara asing. Baik wisatawan asing dan lokal mendaki untuk mencapai tepi kaldera tidak dengan cara yang mudah hanya untuk menyaksikan salah satu dari geoheritage menawan.

Kerucut  Rinjani  tumbuh di tepian kaldera bagian timur yang seluruhnya memiliki danau berbentuk bulan sabit. Pada kaldera itu muncul kerucut gunungapi baru, yaitu Gunung Barujari yang masih aktif.

Geopark Rinjani memiliki nilai-nilai warisan geologi penting dari aspek kegunungapian. Situs warisan alam itu berupa kaldera, kerucut-kerucut gunungapi muda,  lapangan solfatara, mata air panas, dan bentangalam lainnya yang mempunyai nilai estetika tinggi seperti air terjun.

Situs-situs geologi gunungapi itu mempunyai makna bagi pengembangan ilmu pengetahuan kebumian dan pendidikan. Secara pelibatan masyarakat telah mempunyai badan pengelola (RTMB), di mana masyarakat lokal ikut terlibat mengelola kawasan Rinjani.

Hingga saat ini, Gunung Rinjani menjadi tempat yang begitu keramat bagi masyarakat setempat, seperti masyarakat Suku Sasak dan Hindu Dharma yang kerap melakukan ritual Mulang Pekelem.

Desa Sade
Desa Sade. Desa yang sangat unik tempat komunitas suku sasak bermukin | Batik, Agustus 2017

Mendengar Suku Sasak, suku asli Pulau Lombok ini, pikiran langsung tertuju pada Desa Sade. Desa ini sangat identik dengan Suku Sasak. Bisa dibilang sebagai desa tradisional, di Desa Sade pengunjung akan sulit menemukan berbagai perabotan modern. Rumah-rumah di Desa Sade berjajar rapi, terbuat dari bambu serta beberapa balok kayu. Penutup (atap) rumah masih menggunakan ijuk.

  1. Gunung Batur (Bali)

Gunung Batur adalah gunung tertinggi kedua di Bali setelah Gunung Agung, terletak di Kintamani, Bangli, Bali.  Gunung ini memiliki Danau berbentuk bulan sabit, dibentengi lengkungan tebing yang terjal dari Gunung Api Batur Purba. Kaldera Batur menampilkan bentuk kaldera ganda atau kaldera dalam kaldera.

Gunung Batur 3
Sumber : Batur Global Geopark

Geopark Gunung Batur mendukung program konservasi, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan. Geopark Gunung Batur adalah GGN (Global Geopark Network sekarang menjadi UNESCO Global Geopark) pertama di Indonesia. Sidang komite GGN pada tanggal 19-21 September 2012 di Portugal, Gunung Batur ditetapkan oleh UNESCO sebagai anggota GGN. Dengan tujuan meningkatkan konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Danau Batur dikelilingi oleh beberapa desa yang disebut wingkang ranu. Beberapa desa tersebut ialah Desa Songan, Desa Batur, Desa Kedisan, Desa Buahan dan Desa Trunyan.

Trunyan

Masyarakat Trunyan disebut juga masyarakat Bali Aga atau Bali Asli. Sudah mendiami kawasan sisi timur danau batur sejak zaman pra sejarah, dibuktikan dengan ditemukannya situs megalitikum. Masyarakat Trunyan memiliki keunikan budaya terutama tradisi dalam penguburan mayat. Mereka meletakkan mayat di bawah pohon tarumenyan.

0933494TRUNYAN-1780x390
Jenazah dibungkus kain dan ditaruh di atas tanah. Kemudian jenazah dilindungi oleh anyaman bambu berbentuk segitiga. Lalu dibiarkan membusuk. Tradisi ini disebut mepasah. Namun, anehnya tak ada bau yang tercium. | (KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.)

Lokasi sekitar Kaldera Batur sarat dengan kegiatan keagamaan dan budaya, pura sebagai sarana sembahyang termasuk salah satu destinasi wisata khas Geopark Batur.

Pura-Ulun-Danu-Bratan
Pura Ulun Danu Bratan, a water temple on Lake Bratan

Pura Ulundanu Batur di Desa Karanganyar, Kecamatan Kintamani adalah pura yang dianggap paling penting kedua setelah Pura Besakih. Pembangunan pura ini dipersembahkan untuk memuja Ida Betari Dewi Danu yang melambangkan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia. Kata Ulundanu bermakna penguasa danau.

  1. Karst Geopark Gunungsewu

Geopark Gunungsewu merupakan bentang alam karst tropis atau kawasan dengan karakteristik khusus yang memiliki keragaman geologi, biologi, dan budaya membentang dari wilayah Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Wonogiri (Jawa Tengah), hingga Pacitan (Jawa Timur) atau area timur Pantai Parangtritis hingga Teluk Pacitan.

20150122-kawasan-gunung-sewu
Lembah kering, doline, uvala, polye, bukit konikal karst terbentang di permukaan. Lembah yang dalam dan kering membentengi Gunungsewu di segala penjuru

Keragaman geologi yang unik di kawasan Gunungsewu terjadi karena proses alam yang komplek sejak jutaan tahun lalu. Geopark Gunungsewu dikembangkan sebagai upaya pengelolaan pelestarian warisan alam dan budaya oleh masyarakat serta pemerintah setempat untuk tujuan wisata, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pendidikan.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Menyinpan banyak kekayaan geologi, Gua bawah tanah|OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Penetapan kawasan karst Gunungsewu sebagai jaringan taman bumi atau geopark dunia diumumkan UNESCO dalam sidang biro global geopark network (GGN) tingkat regional pada 19 September 2015 di Sanin, Kaigan, Jepang.

Gunung Sewu merupakan kawasan karst paling istimewa yang menyimpan kekayaan geologi. Kawasan itu berbentuk conical hills, terdiri dari sekitar 40.000 bukit karst. Panjang kawasan ini mencapai 85 kilometer dengan luasan endapan gampingnya mencapai 1.300 kilometer persegi.

Terdapat keunikan geologi berupa gua yang sangat panjang di kawasan ini yaitu Gua Luweng Jaran di Pacitan dengan panjang gua mencapai 25 kilometer. Sementara goa paling dalam adalah Luweng Ngepoh dengan kedalaman mencapai 200 meter.

  1. Situs Geologi Batang Merangin (Jambi)

Kekayaan geologis Geopark Merangin lebih tinggi dibandingkan geopark lainnya, seperti di China dan Amerika Serikat. Karena masuk di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang relatif masih terjaga.

geopark-merangin-menuju-jaringan-geopark-dunia
Situs Batang Merangin

Geopark yang diperkirakan berumur 300 juta tahun itu akan jadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi Bumi. Cukup banyak peninggalan fosil kayu dan tumbuhan serta kerang-kerangan di Merangin tercetak membatu di batu endapan lava dan abu vulkanik gunung purba.

Orang Rimba di Merangin

Keberadaan Orang Rimba, merupakan suku asli Jambi yang hingga kini masih hidup di pedalaman hutan. Mereka hidup secara berkelompok dihulu-hulu sungai di dalam hutan.

butet-manurung2
Butet Manurung, perempuan lulusan Antropologi Unpad yang  dikenal atas komitmen dan dedikasinya untuk menjadi guru bagi Suku Anak Dalam di pedalaman Jambi.

Disini terdapat hutan larangan yang selalu dijaga orang rimba di Merangin, kawasan hutan lainnya yang juga dijaga adalah sejenis kawasan hutan adat, berupa muaron (kebun buah), tanoh peranoan  (tanah kelahiran),  pohon sialang (pohon madu), tenggiris dan sentubung serta pasaron (kuburan). Kawasan ini bernilai adat yang sangat tinggi bagi Orang Rimba.  Untuk tempat tinggal dan berkebun, Orang Rimba memanfaatkan hutan, diluar hutan larangan dan hutan adat, yang dimanfaatkan secara bijak dan arif.

  1. Raja Ampat Papua Barat

Begitu eksotis pemandangan bawah laut Raja Ampat, awal Desember 2010 Pangeran Albert dari Kerajaan Monaco pun menikmati menyelam di sana.

Bahkan rombongan National Geographic dengan perlengkapan mutakhir juga merekam eksotisme bawah laut Raja Ampat dan mengabarkannya ke seluruh jagat sebagai ‘’satu dari sepuluh situs selam terbaik di dunia’’.

Raja-Ampat
Atas Indah, Bawah Memesona

Lanscape maupun perairannya begitu memesona dan jernih. Saking jernihnya, pengunjung pun bisa menatap pandang menembus ke dasar laut. Pendek kata, atas indah, bawah memesona. Di bawah permukaan laut aneka ragam karang dan ikan, termasuk manta ray (sejenis ikan pari yang hidup di karang-karang laut perairan tropis), bergerombol dan bersahabat dengan beberapa jenis hiu, ikan duyung, lumba-lumba, kura-kura, hingga kerang raksasa. Jika lagi beruntung, pengunjung juga bisa melihat ikan paus.

Raja-Ampat 1
Keindahan bawah laut Raja Ampat [ Batik,  Januari 2014

Ragam hayati di daerah ini sangat berlimpah. Mulai dari 1.511 spesies ikan hingga 540 jenis karang, semuanya bisa ditemukan di pulau ini. Kamu bisa menikmati _snorkeling_, mendayung kayak, hingga menyelam disini, selain itu kamu bisa menjelajah gua kelelawar atau melakukan treking di dalam hutan.

Untuk mengunjunginya direkomendasikan datang pada bulan Oktober ke November karena pada periode ini laut di daerah tersebut lebih tenang.

Begitu eksotisnya kawasan wisata ini, beberapa julukan seperti Reef of Steroids, The Kingdom of Coral, The World’s Richest Reefs, hingga Heart of the Coral Triangle pun tersemat padanya. Rasanya memang tiada pernah ada gelar atau julukan yang mampu menggambarkan keindahannya secara utuh melainkan mesti disaksikan dan dinikmati langsung.

  1. Danau Toba.

Danau Toba dengan luas 1.145 kilometer persegi, kemashuran danau yang terbentuk akibat letusan vulkanik lebih dari 70 ribu tahun lalu ini telah mendunia. Di tengahnya berdiam sebuah pulau dengan luas yang hampir sebanding dengan luas negara Singapura.

12 danau toba
74.000 tahun lalu, Danau Toba yang merupakan danau vulkanik, pernah meletus begitu dahsyat dan menyebabkan perubahan iklim yang sangat drastis di muka bumi. Bahkan, Danau Toba diklaim sebagai penyebab zaman es.|

Danau Toba di Sumatera Utara yang merupakan satu dari sekian banyaknya warisan dunia yang sarat dengan berbagai keindahan serta kandungan lokal yang terdapat didalamnya. Di dalam kawasan ini terdapat situs-situs geologi yang berkaitan dengan jejak proses runtuhan Kaldera Porsea, yang merupakan peninggalan dari letusan super volcano Toba yang berdampak global berupa terbentuknya Danau Toba, yang tiada lain adalah suatu Kaldera Kuarter terbesar di dunia.

  1. Geopark Nasional Ciletuh

Geopark Nasional Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merupakan kawasan wisata alam yang sarat dengan pemandangan yang indah ini menyandang gelar sebagai Geopark Nasional pada tahun 2015 lalu.

Tugu-Ciletuh-1-InisukabumiCOM
Hamparan hijau, pantai, tebing, dan 9 air terjun menjadi kekayaan dan keindahan alam yang sungguh luar biasa |Jurnal Bandung

Di Ciletuh inilah, terdapat kelompok bebatuan berumur paling tua di Pulau Jawa. Batuan alam yang terdapat di geopark ini merupakan hasil sedimentasi berbagai fosil, patahan, dan lempengan bumi puluhan juta tahun silam.

detiktravel
Air terjun, Perbukitan dan Hutan (Rahmaliza/d’Traveler)

Yang menarik, di daerah Ciletuh ini ada sejumlah air terjun, misalnya Curug Awang serta gua yang banyak burung waletnya, Curug Tengah yang memiliki dua undak air terjun pendek, dan Curug Puncakmanik yang memiliki tinggi 100 meter.

Para wisatawan pun bisa melihat batu dengan relief menyerupai batik. Relief di batu yang berusia jutaan tahun lalu, yang merupakan hasil buatan alam. Selain itu,  ada Batu Kasur yang berbentuk menyerupai kasur, Batu Jendela yang berbentuk menyerupai jendela, dan Batu Haok yang bisa memantulkan bunyi ketika kita berteriak.

Batu Batik
Batu Batik atau Batu Punggung Naga ini merupakan bebatuan yang menyerupai duri-duri yang merupakan batuan sendimen batu pasir kuarsa yang berumur tua, zaman Eosen yaitu antara 55 sampai dengan 33 juta tahun yang lalu. |news.detik.com : Diah Andrini Dewi/dTraveler

✿‿✿    ✿‿✿     ✿‿✿     ✿‿✿     ✿‿✿     ✿‿✿

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman, yang terdiri atas aneka ragam budaya, bahasa, ras, suku, kepulauan, agama, dan kepercayaan, namun juga keanekaragaman Geologi yang unik.

peta-Geo-Park-Indonesia
Peta Geopark Indonesia|Gogeli Plus

Setiap wilayah nusantara punya kelebihan dan keragaman masing-masing Dengan keanekaragamanya Indonesia dapat dikatakan mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Tidaklah mengherankan jika banyak Negara lain mengagumi keanekaragaman Indonesia, yang kaya akan sejarah panjang peradaban, dan keindahan alam tiada tara.

Itulah tujuh keanekaragaman Geologi unik milik bangsa Indonesia yang diakui oleh dunia sebagai “Geopark“, warisan geologi yang mempunyai nilai ilmiah (pengetahuan), jarang memiliki pembanding ditempat lain (langka), serta mempunyai nilai estetika dalam berbagai skala.

Sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita  menjaga dan melestarikan kebudayaan dan kekayaan milik bangsa kita tercinta Indonesia ini. Janganlah biarkan perbedaan yang ada itu membuat kita lemah dan memicu konflik, namun marilah kita bergandengan tangan membangun Indonesia  dengan penuh harapan dan optimisme.

Alangkah baiknya kita sebagai anak bangsa minimal mengetahuinya meskipun tidak melihatnya secara langsung. Semoga artikel yang saya tuliskan di atas dapat bermanfaat untuk semuanya,

Referensi  dengan Penyesuaian :

 

2 thoughts on “Keanekaragaman Geologi Unik, di Negeri Kaya Tradisi”

  1. Butet Manurung, Penyandang dua gelar kesarjanaan, saya tahu dia dan salut akan pengalaman dan dedikasinya terhadap anak-anak suku anak dalam.

Leave a comment